Pada awalnya, di Kota Semarang hanya terdapat 2 rumah sakit yaitu Central burgelijk Zienkenhuis (CBZ) yang sekarang menjadi RSUP Dr. Kariadi serta Juliana Zienkenhuis yang saat ini bernama Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama. Dengan hanya 2 rumah sakit, membludaknya pasien tidak dapat dihindari. Di tambah dengan semakin banyaknya jenis wabah penyakit yang dapat merenggut korban jiwa, dengan langkah serta keyakinan yang bulat dan kuat, suster-suster OSF berupaya untuk mewujudkan harapan mendirikan rumah sakit Katholik di Kota Semarang. Berbekal dana dari para sosiawan, pemerintah Kota Praja Semarang, dan suster-suster St. Fransiskus, pada 8 Oktober 1927 diresmikanlah Rumah Sakit Elisabeth Semarang ini.
Ketika terjadi transisi pemerintahan dari Belanda ke Jepang, rumah sakit ini diambil alih oleh Pemerintah Jepang dan dijadikan kantor militer. Seiring dengan berakhirnya masa kependudukan Jepang di Indonesia, pada 1 September 1945 rumah sakit ini diserahkan kembali ke Pemerintah Indonesia dalam keadaan porak poranda dan kekurangan tenaga. Maka pada 3 September 1945, di mulailah pembangunan rumah sakit ini kembali. Saat ini sendiri, Rumah Sakit Elisabeth terletak di Jalan Kawi No. 1 Semarang, Jawa Tengah.
Hampir selama 76 tahun sejak pembangunan kembali, rumah sakit ini kembali dengan menyuguhkan berbagai failitas yang menunjang. Diantaranya adalah:
- Instalansi Gawat Darurat (IGD).
Dengan jam pelayanan selama 24 jam, Rumah Sakit Elisabeth menyelenggarakan Instalasi Gawat Darurat yang letaknya di pintu terdepan rumah sakit yang diharapkan akan memudahkan akses masuk. IGD Rumah Sakit Elisabeth ditunjang dengan dokter serta tenaga para medis yang berpengalaman serta handal serta memiliki bermacam sertifikasi penanggulangan gawat darurat. Fasilitas yang terdapat di IGD sendiri diantaranya:
- Dilengkapi ruang triage.
- Dilengkapi dengan resultasi pasien yang ditunjang dengan trolley, defibrilator, oksigen, emergency, bed side monitor, serta suction.
- Adanya ruang observasi pasien yang dilengkapi dengan oksigen, suction, serta bed side monitor.
- Ruang tindakan bedah monitor.
- Ruang Pelayanan Obstetri, dan Neonantus Emergency Komprehensif (PONEK).
- Ruang isolasi.
- Ruang dekontaminasi.
- Weighing scale bed.
- Ventilator transport.
- Ambulance 24 jam.
IGD Rumah Sakit Elisabeth sendiri adalah garda terdepan dalam pelaksanaan program unggulan rumah sakit. Untuk mempermudah akses pelayanan untuk masyarakat, rumah sakit menyediakan 3 ambulance transportasi, 1 ambulance home care, serta 1 ambulance jenazah. Anda dapat menghubungi nomor berikut untuk tersambung dengan IGD Rumah Sakit Elisabeth (024) 8502244.
- Intensive Care Unit (ICU).
Untuk kasus-kasus penyakit yang kritis yang memerlukan pemantauan serta terapi yang ketat akan di serahkan ke bagian Intensive Care Unit yang mana fasilitas yang ada dalah:
- Monitor sentral, yaitu monitor yang disediakan untuk dokter serta perawat sehingga dapat mengoptimalkan pemantauan kepada pasien secara intensif selama 24 jam.
- Ventilasi yang dapat terhubung dengan HEPA filter.
- Ruang resusitasi pasien yang dilengkapi dengan trolley emergency, oksigen, defibrilator, serta suction.
- Ruang isolasi.
Intensive care Unit Rumah Sakit Elisabeth sendiri didukung oleh tim dokter yang berisi dokter spesialis intensive care, dokter spesialis, dokter umum, serta dokter jaga 24 jam. Selain tim dokter, didukung pula oleh apoteker, fisioterapis, ahli gizi, serta staff keperawatan yang tentunya sudah terlatih dalam menangani pasien dalam keadaan kritis.
Itulah sekelumit kilas balik tentang Rumah Sakit Elisabeth Semarang yang dilengkapi dengan dua fasilitas terbaiknya sebagai ujung tombak dalam memberikan pelayanan yang optimal ke masyarakat.