Nasi Kebuli
Saat mengembara di Afganistan beberapa tahun lalu, hiburan tiap hari saya adalah menyantap nasi kebuli. Namanya Kabuli Palaw, di sini menyebutnya nasi kebuli. Senampan besar kabuli palaw dengan lauk kambing atau ayam, selalu terhidang di atas tikar bisa meluruhkan segala kesusahan hari itu.
Kabuli berasal dari kata Kabul, ibukota Afganistan. Ini memang makanan khas Afganistan Utara. Di negara-negara Arab seperti Saudi, makanan ini dikenal sebagai Ruz Bukhari (Nasi Bukhari). Dinamai demikian karena semua orang Asia Tengah (negara-negara yang namanya diakhiri dengan “tan”) oleh orang Arab masa lalu disebut Bukhari, atau orang Bukhara. Meski, sebenarnya, Bukhara adanya di Uzbekistan. Mungkin karena orang Asia Tengah mirip-mirip, hingga disebut demikian.
Nasi kebuli merupakan hidangan yang berbahan dasar nasi yang diberi bumbu yang menciptakan citarasa gurih yang dapat ditemukan di Indonesia. Nasi ini dimasak bersama kaldu daging kambing, susu kambing, dan minyak samin, dan disajikan dengan daging kambing goreng dan kadang ditaburi dengan irisan kurma atau kismis. Hidangan ini terkenal di kalangan warga Betawi di Jakarta dan semua warga keturunan Arab di Indonesia. Nasi kebuli menunjukan pengaruh budaya Arab Timur Tengah, tepatnya tradisi Arab Yaman. Nasi ini mirip dengan nasi Biryani.
Nasi kebuli mulai tercipta ketika para pemuka agama asal Hadramaut Yaman yang menyebarkan agama Islam di India. Seperti kita ketahui India merupakan Negara yang mayoritas mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok. Untuk menyatukan cita rasa lidah India dan Yaman, para ulama mencampurkan rempah rempah asal timur tengah dan India serta menambahkan daging kambing sehingga terciptalah makanan dengan aroma yang khas.
Saat area dakwah menjadi lebih luas, dimana para ulama memasuki nusantara kembali lalu ternyata para ulama pun menemukan bahwa para penduduk Indonesia sama seperti di Indonesia yang gemar menyantap nasi. Namun bedanya, negara Indonesia membubuhkan bumbu lebih banyak lalu dimasukkan dalam nasi kebuli racikan baru khas Arab namun versi Indonesianya. Di kebudayaan Betawi sendiri, biasanya nasi kebuli disajikan di hari perayaan besar agama Islam saat Maulid Nabi, Hari Raya Idul Fitri, dan saat Bulan Ramadhan. Nasi kebuli juga terkenal di kawasan kota yang banyak terdapat warga keturunan Arab, seperti Surabaya dan Gresik.
Cara memasak
Nasi kebuli dimasak dengan cara menanak nasi bersama kaldu kambing dan susu kambing (kadang diganti santan). Daging kambing ditumis dan dicampurkan ke dalam nasi dengan juga membubuhkan minyak samin untuk memberikan aroma yang khas. Bumbu-bumbu yang kemudian dihaluskan dan ditumis bersama dengan nasi adalah bawang putih, bawang merah, lada hitam, cengkih, ketumbar, jintan, kapulaga, kayu manis, pala, dan minyak samin. Kemudian daging kambing dimasukkan bersama dengan nasi setengah matang ini hingga akhirnya sampai benar-benar matang betul. Daging kambing ini bisa juga diiris kecil-kecil dan dicampurkan bersama ke dalam nasi, atau digoreng dan disajikan dengan cara terpisah. Nasi kebuli biasanya juga disajikan dengan asinan nanas, kadang juga bisa ditambahkan sambal goreng hati.
Kalau anda tidak mau ribet buat memasak nasi kebuli cukup memesannya saja!
PESAN NASI KEBULI JAKARTA
Ingin pesan katering nasi kebuli dengan praktis tanpa ribet? Kini Anda bisa menghubungi nasitumpengjakarta.co.id. Siap melayani pemesanan nasi kebuli dalam jumlah yang banyak per box untuk menunjang acara syukuran atau acara keagamaan Anda di rumah. Anda tak perlu lagi memikirkan katering, karena Kami siap membantu Anda mempersiapkan katering nasi kebuli sesuai jumlah pesanan yang Anda inginkan.
nasitumpengjakarta.co.id menyediakan pemesanan nasi kebuli untuk acara syukuran dengan ongkos kirim gratis untuk area Depok, Bekasi, Tangerang, dan Jakarta. Sementara untuk Anda yang tinggal di Kabupaten Tangerang dan Bogor akan dikenakan ongkir tambahan. Pesan Nasi Kebuli Jakarta kini tak perlu repot lagi, cukup hubungi saja Customer Kami dan konsultasikan orderan Anda pada nasitumpengjakarta.co.id sekarang juga!.